Syawalan dan Silaturahmi Anggota MPK PP Muhammadiyah 1446 H. (Djazman Library)
Ari Anshori: Syariah dan Peradaban, Kunci Membangun Indonesia : Syawalan dan Silaturahmi Anggota MPK PP Muhammadiyah 1446 H. (Djazman Library)
Syawalan dan Silaturahmi Anggota MPK PP Muhammadiyah 1446 H. (Djazman Library)

Ari Anshori: Syariah dan Peradaban, Kunci Membangun Indonesia

/ Jogjawarta

Muhammadiyah dihadapkan pada tantangan besar untuk membangun Indonesia yang adil, makmur, dan bahagia berdasarkan nilai-nilai Islam yang kaffah.


WIROKERTEN, Banguntapan | Dua kunci penting dalam membangun Indonesia, yaitu aspek syariah dan peradaban. Hal tersebut disampaikan oleh Dewan Syariah Majelis Pendayagunaan Wakaf Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ari Anshori, dalam acara Syawalan dan Silaturahmi Anggota MPK PP Muhammadiyah, pada Rabu (23/4/2025), di Padepokan Paryanto, Puntodewo, Wirokerten, Banguntapan, Bantul.

“Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang telah berusia lebih dari satu abad terus berusaha mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dalam abad kedua, Persyarikatan memiliki tantangan besar dalam membangun Indonesia yang adil, makmur, dan bahagia berdasarkan nilai-nilai Islam yang kaffah,” ucapnya.

Usulan syariah ini, menurut Ari, begitu ia akrab disapa, berhubungan erat dengan peristiwa perubahan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Naskah yang awalnya mencantumkan frasa ‘Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’ diubah menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.

“Saat ini, banyak orang mengabaikan hukum dan korupsi merajalela serta mengabaikan keberadaan Allah (karena tiadanya penerapan syariah),” simpul Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2022 itu.

Sementara usulan kedua, peradaban, merujuk pada keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam membangun Kota Madinah. Pada masanya, Piagam Madinah menjamin hak dan kewajiban semua umat beragama, baik Muslim, Nasrani, maupun Yahudi. Nabi Muhammad SAW juga mengutamakan musyawarah, toleransi, serta kepemimpinan yang adil.

“Islam menekankan prinsip keadilan sebagai pilar utama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Muhammadiyah, sebagai gerakan Islam, menjadikan prinsip keadilan sebagai dasar dalam setiap aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik,” ucap tokoh Persyarikatan kelahiran Lasem, Rembang, Jawa tengah tersebut.

Lebih lanjut, ia menerangkan, kesejahteraan dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi, tetapi juga spiritual. Muhammadiyah, melalui berbagai program sosial dan ekonomi, berupaya merealisasikan keberkahan dalam kehidupan nyata.

“Muhammadiyah mendorong kemandirian ekonomi umat melalui usaha dan kerja keras yang halal, sejalan dengan prinsip syariah. Muhammadiyah menekankan pentingnya perencanaan ekonomi yang sesuai dengan syariah, seperti zakat, infaq, dan wakaf, guna menciptakan kesejahteraan yang merata,” tuturnya.

Perubahan Sosial

Ari Anshori berpandangan, Islam menuntun umatnya menuju perubahan sosial, yakni perbaikan demi perbaikan dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi Islam, perubahan tidak dapat terlepas dari rahmah (kasih sayang), barakah (keberkahan), serta taghyir (perubahan).

Rahmah berasal dari kata rahm yang berarti ‘kasih sayang’ dan ‘kelembutan’. Dalam konteks perubahan sosial, rahmah berarti membangun masyarakat dengan nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan kemanusiaan. Perwujudan rahmah yaitu dengan mengedepankan toleransi antar-umat beragama dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya, program bantuan sosial untuk kaum dhuafa dan yatim piatu sebagai wujud kepedulian.

Selanjutnya, barakah berarti ‘bertambahnya kebaikan dalam suatu hal’. Dalam konteks perubahan sosial, keberkahan berarti transformasi yang membawa manfaat dan kebaikan berkelanjutan bagi masyarakat. Aplikasinya dalam perubahan sosial, yakni mengutamakan etika dan nilai-nilai Islam dalam membangun masyarakat. Misalnya, pendidikan Islam yang menanamkan nilai moral dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan generasi berkualitas.

Sementara taghyir berarti ‘perubahan yang membawa perbaikan dalam kehidupan masyarakat’. Islam menekankan bahwa perubahan harus dilakukan dengan cara yang baik dan berlandaskan prinsip kebenaran.

“Dalam perubahan sosial, kaum Muslimin mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam perubahan sosial yang positif. Misalnya, reformasi pendidikan agar lebih inklusif dan berbasis nilai-nilai Islam,” tutupnya.

Editor: Rahma Frida


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik