Kepala Kesbangpol Kota Yogyakarta, Nindyo Dewanto membuka acara Sekolah Demokrasi pada 6 Mei 2025. (Kesbangpol Yogyakarta)
Sekolah Demokrasi, Cetak Generasi Muda Melek Politik dan Jadi Agen Literasi  : Kepala Kesbangpol Kota Yogyakarta, Nindyo Dewanto membuka acara Sekolah Demokrasi pada 6 Mei 2025. (Kesbangpol Yogyakarta)
Kepala Kesbangpol Kota Yogyakarta, Nindyo Dewanto membuka acara Sekolah Demokrasi pada 6 Mei 2025. (Kesbangpol Yogyakarta)

Sekolah Demokrasi, Cetak Generasi Muda Melek Politik dan Jadi Agen Literasi

/ Jogjawarta

Pemuda harus melek politik dan aktif menjadi penjaga demokrasi yang sehat.

 

JOGOKARIYAN, Mantrijeron | Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Yogyakarta, Nindyo Dewanto mengatakan generasi muda tidak hanya harus melek politik, tapi juga harus aktif menjadi penjaga demokrasi yang sehat.

Hal itu disampaikan Nindyo saat berlangsungnya kegiatan Sekolah Demokrasi di Hotel Alana Malioboro. Acara yang digelar pada 6-7 Mei 2025 itu melibatkan para pemuda berusia 20-40 tahun yang berasal dari berbagai latar belakang.

“Sekolah Demokrasi sebagai forum katalisator bagi lahirnya generasi muda yang melek politik, juga aktif menjadi penjaga demokrasi yang sehat,” kata Nindyo.

Acara dihadiri 100-an peserta dengan semangat membangun literasi politik dan partisipasi masyarakat. Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang belajar dan advokasi untuk memperkuat praktik demokrasi yang sehat dan inklusif.

Dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari lembaga-lembaga kredibel, Sekolah Demokrasi difokuskan pada empat tema utama. Yakni peningkatan partisipasi politik, bahaya politik uang, kualitas demokrasi, dan debunking disinformasi.

Sejumlah tokoh dan lembaga yang turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini antara lain PolGov Fisipol UGM, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Yogyakarta, Jaringan Demokrasi Indonesia, serta Komite Independen Sadar Pemilu.

Peserta kegiatan ini diseleksi dari kalangan anak muda dengan harapan mereka dapat menjadi aktor strategis dalam membangun demokrasi yang lebih substantif di lingkungan masing-masing. Para narasumber menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menumbuhkan kesadaran politik di tengah masyarakat, sekaligus menjadi penjaga nilai-nilai demokrasi.

Materi yang disampaikan juga mengupas praktik politik uang sebagai ancaman serius bagi demokrasi. Terutama menjelang pemilu serentak 2024 lalu yang telah menyisakan berbagai catatan kritis soal integritas dan keadilan pemilu.

Yogyakarta memiliki potensi besar untuk menjadi pionir dalam penguatan demokrasi yang sehat melalui pendidikan politik yang sistematis dan inklusif. Terkait demokrasi, yang juga perlu dipahami generasi muda bahwa demokrasi yang sehat tidak hanya diukur dari rutinitas penyelenggaraan pemilu, tetapi juga dari sejauh mana proses politik tersebut melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan.

“Menguatkan komitmen untuk terus hadir serta berperan dalam pembangunan demokrasi dan politik di Kota Yogyakarta secara aktif dan berkelanjutan,” ujar Nindyo.

Agen Literasi

Salah satu materi yang mendapatkan perhatian lebih dari peserta Sekolah Demokrasi adalah sesi tentang debunking disinformasi politik yang disampaikan oleh Komite Independen Sadar Pemilu. Dalam sesi ini, peserta diajak memahami bagaimana informasi palsu dan hoaks politik tersebar, serta strategi untuk menangkalnya dengan pendekatan literasi digital.

Pemahaman terhadap disinformasi tidak cukup hanya pada level individu, tetapi harus menjadi gerakan bersama, khususnya menjelang kontestasi politik yang semakin kompleks.

Para peserta juga diberikan simulasi analisis konten dan pelatihan cek fakta sederhana, agar mereka mampu menjadi agen literasi di komunitas masing-masing.

Selain materi tentang debunking disinformasi, Sekolah Demokrasi juga membahas strategi mewujudkan demokrasi politik yang berkualitas. Tujuannya agar peserta bisa menjadi edukator, motivator, dan mobilisator masyarakat dalam pembangunan demokrasi dan proses politik yang berkualitas

Kegiatan Sekolah Demokrasi diharapkan juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat ketahanan demokrasi dari akar rumput. “Semoga kegiatan ini menjadi awal dari langkah-langkah konkret yang akan membawa demokrasi semakin kuat, sehat, dan berintegritas di Kota Yogyakarta,” jelas Nindyo

Inisiatif strategis untuk menciptakan ruang diskusi, advokasi, dan peningkatan kapasitas bagi masyarakat khususnya generasi muda, agar mereka tidak hanya memahami mekanisme dan teori demokrasi tetapi juga terlibat aktif dalam praktik konkretnya.

Editor: Tomi Kurniawan


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik