

Wayang Limbah Ki Samidjan, Potret Adiluhung Budaya Pengolahan Sampah
/ Inspirasi
Kreasi wayang limbah dapat memperlambat kerusakan lingkungan akibat gaya hidup manusia modern.
R. Kurniawan Sapta Margana
Founder Jogja Writers
Bagi sebagian orang, limbah dianggap sebagai barang yang tidak bernilai dan cenderung dihindari. Meskipun pada akhirnya, ada juga orang yang berminat memanfaatkan limbah untuk dikreasi menjadi beragam bentuk kerajinan.
Khususnya limbah plastik, masih sedikit orang yang berpikir untuk dapat memanfaatkannya. Salah satu dari sedikit orang tersebut adalah Ki Samidjan, warga Karangwaru Lor, Kelurahan Karangwaru Kemantren Tegalrejo, Kota Yogyakarta.
Tidak main-main, kreasi limbah plastik yang dihasilkan Ki Samidjan merupakan salah satu seni budaya adiluhing milik bangsa Indonesia. Ki Samidjan berhasil membuat karakter wayang dari limbah plastik.
Di tangan Ki Samidjan, wayang yang selama ini dikenal berbahan kulit binatang, seperti sapi, kambing, dan kerbau, dikreasi dari bahan limbah plastik. Tentu tidak semua limbah plastik dapat menghasilkan karakter wayang, sesuai keinginannya. Plastik yang bersifat keras, seperti plastik bekas map, pagar rumah, ember, jirigen, atap rumah, dan sebagainya, dapat dibentuk menjadi karakter wayang.
Berbekal solder, tang, kaca, pisau, dan cat minyak, Ki Samidjan berhasil membuat aneka karakter pewayangan yang diinginkan. Kecintaannya terhadap seni pewayangan mendukung Ki Samidjan untuk membuat setiap detail kreasi wayang limbah.
“Saya sejak kecil sangat mencintai seni pewayangan, dan keinginan menjadi dalang wayang kulit sangat besar. Meski cita-cita tersebut belum sepenuhnya terpenuhi, namun cita-cita itu saya lampiaskan dengan membuat beragam aneka karakter wayang. Awalnya berupa wayang kertas yang mudah rusak, dari kayu, hingga kemudian saya temukan bahan yang tahan lama, yaitu limbah plastik,” ujar Ki Samidjan.
Pemilihan limbah plastik sebagai bahan pembentuk karakter wayang, sambungnya, ia temukan secara tidak sengaja, yaitu saat tetangga rumah tengah membongkar rumah, dan banyak limbah plastik yang akan dibuang.
“Saat itu, ada lembar plastik bekas pagar rumah yang siap dibuang, dan saya berpikir, andai limbah itu saya bentuk menjadi karakter wayang, tentu akan lebih awet. Dan sejak tahun 2001, saya berkreasi memanfaatkan limbah plastik yang bersifat keras untuk membentuk karakter wayang yang saya inginkan,” terangnya.
Filosofi Lingkungan
Menurut Ki Samidjan, kreasi wayang yang dihasilkan olehnya dengan memanfaatkan limbah lebih cocok disebut Wayang Limbah. Selain karena berbahan baku dari sampah atau limbah, ada makna tersendiri dari kata ‘limbah’, yaitu welinge simbah (pesan leluhur), bermakna ‘selalu memelihara keindahan dunia (memayu hayuning bawana) melalui seni pewayangan’.
“Praktis, di sela sela aktivitas formal saya sehari-hari adalah memungut (barang) yang terbuang dan memanfaatkan sesuatu yang jelas-jelas akan lama terurai olah alam, yaitu plastik. Saya sadar, wayang limbah tidak akan menghentikan kerusakan lingkungan, tapi setidaknya memperlambat kerusakan lingkungan yang terjadi akibat gaya hidup manusia modern,” tandas Ki Samidjan.
Ia paham, meski banyak orang mendorongnya untuk mematenkan kreasi wayang limbah, hal itu tidak akan ia lakukan. Ki Samidjan sadar bukan sebagai penemu dan pencipta seni pewayangan. Baginya, ia hanya meneruskan pekerjaan para peletak dasar kebudayaan asli Bangsa Indonesia.
Ki Samidjan berharap, dengan publikasi seluas-luasnya terhadap kreasi wayang limbah maka akan mendorong generasi muda untuk mencintai seni pewayangan sekaligus melestarikan dan menyelamatkan lingkungan hidup.
Pada tahun 2018, Ki Samidjan menjadi Penerima Penghargaan Kalpataru Tingkat Kota Yogyakarta kategori Perintis Lingkungan. Untuk diketahui, Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok, atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di wilayahnya.
Ki Samidjan dinilai berhasil merintis pengembangan sekaligus melestarikan fungsi lingkungan hidup secara luar biasa. Selain itu, aktivitas tersebut merupakan kegiatan yang sama sekali baru, bagi daerah atau kawasan tempat ia tinggal.
Ia sangat memperhatikan lingkungan sekitarnya bahkan aktif menjadi salah satu pengurus Bank Sampah di wilayah RT 01 Kelurahan Karangwaru. Keahlian dalam pembuatan wayang limbah plastik sangat mendukung pelestarian lingkungan, mengingat limbah plastik merupakan salah satu jenis limbah yang sangat sulit diurai alam.
Untuk mendukung kreasi Ki Samidjan agar lebih dikenal masyarakat, sering kali saat digelar kegiatan oleh komunitas Karangwaru Riverside selalu melibatkan Ki Samidjan dengan wayang limbah plastiknya.
Editor: Rahma Frida